Kamis, 09 Juli 2015

Campus Voice Edisi April 2015 #2



Edisi April 2015 #2
SEJARAH SINGKAT MAY DAY, PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DAN  PERAN MAHASISWA DI DALAMNYA
Oleh : Mahmud Zunaidi
A.    May Day Dari Dulu Sampai Sekarang
May day (1 May) adalah sejarah panjang perjuangan kaum buruh dunia. Diawali oleh perjuangan kaum buruh di Amerika serikat yang dimulai 1 Mei 1886 menuntut diberlakukannya 8 jam kerja. Tuntutan ini sesuai dengan kondisi kaum buruh yang sangat memprihatinkan dimana pada waktu itu kaum buruh dipaksa bekerja selama 12 – 16 jam/hari. Tercatat ratusan ribu buruh yang ikut serta dalam aksi ini. Karena tindakan represif dari aparat pemerintah tercatat 4 buruh tewas, 8 aktivis buruh dipenjarakan dan puluhan lainnya terluka pada demontrasi tanggal 3 Mei 1886. Tahun 1888, kaum buruh Amerika Serikat kembali turun ke jalan menyuarakan tuntutan 8 jam kerja di tengah larangan demonstrasi. Tuntutan 8 jam kerja kemudian meluas ke kawasan Eropa. Akhirnya tahun 1889 diselenggarakan Kongres Buruh Internasional yang dihadiri oleh ratusan delegasi di berbagai negara yang memutuskan delapan jam kerja per hari menjadi tuntutan utama kaum buruh seluruh dunia. Pada kongres ini kemudian menjadikan tanggal 1 mei sebagai Hari Buruh Se dunia. Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) kemudian telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO No. 1 tahun 1919 dan Konvensi No. 47 tahun 1935. Sejak saat itu sampai sekarang May Day selalu diperingati oleh kaum buruh di seluruh dunia dengan gegap gempita. Jutaan kaum buruh di dunia turun ke jalan setiap tahunnya untuk memperingati May Day.
B.    Perjuangan Rakyat Indonesia
Di Indonesia, May day selalu menjadi momen yang sangat penting. Setiap tahunnya, May day selalu ramai oleh jutaan buruh, petani, mahasiswa, pemuda, perempuan dan kaum tertindas lainnya yang turun ke jalan menuntut hak-hak mereka. Tindasan rezim Jokowi – JK yang semakin menggila menyebabkan terampasnya hak-hak rakyat. Hak buruh untuk sejahtera dirampas dengan penerapan politik upah murah. Monopoli dan perampasan tanah oleh tuan tanah baik negara maupun swasta semakin menyeret jutaan kaum tani ke jurang kemiskinan. Tidak dijaminnya akses pendidikan dan pekerjaan oleh negara mengakibatkan banyak pemuda yang tidak bisa mengenyam pendidikan maupun mendapat pekerjaan. Buruh Migran yang merupakan penyumbang devisa terbesar untuk Indonesia nasibnya berbanding terbalik dengan perlindungan negara yang sangat minim. Berita pemancungan Siti Zaenab oleh pemerintah Saudi 15 April lalu merupakan puncak gunung es kasus BMI di luar negeri. Data yang ada menunjukkan bahwa ada 229 BMI lagi yang sedang menunggu untuk dieksekusi mati di luar negeri. Sementara itu kenaikan harga BBM, TDL, gas dan kebutuhan pokok (beras) telah memukul punggung rakyat dan memaksa rakyat semakin mengencangkan ikat pinggang.
Forum KAA yang baru-baru ini digelar di Bandung telah melenceng dari tujuan pendiriannya. Semangat anti Imperialisme (Neo-Kolonialisme) yang menyatukan negara asia afrika pada tahun 1955 sekarang justru berbalik menjadi ketundukan negara asia afrika pada Imperialisme. Berbagai bentuk penjajahan gaya baru yang merampas dan memonopoli sumber daya alam negara asia afrika oleh Korporasi besar Imperialis khususnya AS (TNC/MNC) dipertontonkan secara luas dalam skema bisnis dalam KAA ke-60 di Bandung kemaren.
C.    Peran Mahasiswa Dalam May Day 2015
Mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak dijamin masa depan nya oleh negara. Data BPS tahun 2014 menyebutkan bahwa pengangguran di Indonesia terhitung sebanyak 71,4 juta dan bekerja serabutan sekitar 58 juta orang. Pengangguran di usia muda berjumlah 4,9 juta orang. Sementara pengangguran yang berlatar belakang dari lulusan mahasiswa berjumlah 1,2 juta orang. Selain itu mahasiswa harus menerima beban biaya kuliah yang tiap tahun semakin mahal. Seperti kita ketahui bersama bahwa kampus UNSIQ melakukan kebijakan kenaikan biaya kuliah di tahun 2013 dan tahun 2015. Kebijakan yang tidak ada transparansi nya ini tentu menambah beban mahasiswa dan merupakan bentuk pengingkaran terhadap demokrasi. Kita sebagai mahasiswa berhak mendapatkan transparansi semua kebijakan kampus tak terkecuali kebijakan kenaikan biaya kuliah. Pengabaian hak ini sama dengan perampasan hak-hak demokratis kita oleh kampus.
Perampasan hak-hak rakyat oleh rezim Jokowi – JK dan perampasan hak demokratis kita di kampus menemukan momentum yang tepat. May Day merupakan momen besar dimana kaum tertindas di seluruh dunia menyatukan diri menuntut hak-hak mereka yang dirampas. Peringatan May Day merupakan momen bagi mahasiswa untuk membuktikan kembali komitmen untuk terus berjuang bersama di sisi rakyat. komitmen mahasiswa yang pro rakyat dan cinta perubahan sebagaimana jalan yang telah dirintis oleh mahasiwa Indonesia baik sebelum maupun pasca kemerdekaan. Kita tentu tidak akan melupakan perjuangan mahasiswa tahun 1998 yang berhasil menggulingkan diktator Soeharto dan berkontribusi membuka kran demokrasi bagi seluruh rakyat tertndas di Indonesia yang selama rezim Soeharto ditutup rapat. Akhirnya, mari ramaikan May Day dengan tuntutan-tuntutan kita.
Berjuang Bersama Rakyat Adalah Jalan Suci Kita Sebagai Mahasiswa....!!!!
Lawan Rezim Jokowi – JK, Perampas Hak Rakyat.....!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com