Perhutani yang merupakan tuan tanah negara dan
musuh kaum tani no 1 se – Jawa Madura kembali melakukan teror terhadap kaum tani
di wonosobo. Kali ini Perhutani berencana melakukan tebang habis hutan seluas
2,5 hektar di dusun Purwojiwo, desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Wonosobo.
2,5 hektar hutan yang akan ditebang habis tersebut termasuk kedalam 7 hektar
luas lahan yang dikelola oleh kaum tani yang terorganisir dalam AGRA Ranting Banyumudal,
Cabang Wonosobo. Tentu saja penebangan ini di tolak oleh kaum tani di Wonosobo.
Release dari AGRA Wonosobo menyebutkan “Senin
pagi (24/8), Kepala RPH Sapuran dan Mandor disertai orang-orang tidak dikenal
yang dikomando oleh Kepala Desa Ropoh mencoba melakukan penebangan. Kaum Tani
yang tergabung dalam organisasi AGRA ranting Banyumudal dan pemuda AGRA desa Rimpak berkumpul di lima titik yang berada di jalan
masuk hutan. Tepat setelah ba'da Dzuhur, kaum Tani yang terorganisir mengepung
pihak Perhutani yang sudah menebang kayu. Pengepungan tersebut membuat
penebangan berhenti. Kepala RPH Perhutani yang akan mencoba melarikan diri
mengurungkan maksudnya karena jalan keluar dihadang oleh massa kaum Tani dengan
kayu yang dibakar.”
AGRA Wonosobo
menegaskan bahwa “penolakan penebangan dikarenakan penebangan ini bisa merusak
lingkungan yang dapat menyebabkan banjir, erosi, dan longsor saat musim hujan.
Selain itu, ada juga MoU antara pemerintah Korea Selatan dan Perhutani terkait
penanaman kayu gamal sebagai bahan baku energi dengan permintaan 1 juta ton per
tahun dalam jangka waktu 5 tahun. Kayu-kayu tersebut dalam pengelolaannya
diserahkan kepada borjuasi komprador (CV. Mekar Abadi).”
Menyikapi hal tersebut, pada hari senin
(31/8) FMN Ranting UNSIQ men deploy 3 anggotanya untuk melakukan investigasi
kondisi terkini kaum tani di purwojiwo dan merespon informasi akan adanya
lanjutan penebangan pada hari tersebut. Dari hasil investigasi yang FMN himpun,
ternyata skema perhutani terkait penebangan habis dan rencana penanaman kayu
gamal bukan hanya akan dilakukan di Purwojiwo saja tetapi akan dilakukan di 200
desa (yang berbatasan atau di dalam hutan) di kabupaten Wonosobo. Dalam hal ini
FMN Ranting UNSIQ dengan tegas menolak penebangan yang dilakukan oleh perhutani
dan mendukung perjuangan kaum tani Purwojiwo. Selain itu FMN Ranting UNSIQ juga
sudah membentuk tim reaksi cepat untuk terlibat aktif dalam perjuangan
kaum tani Purwojiwo menolak penebangan oleh perhutani mengingat ada nya
informasi bahwa perhutani masih akan melanjutkan penebangan di Purwojiwo.
Hidup kaum tani...!!!
Perhutani, musuh no 1 kaum tani di Jawa dan
Madura...!!!
Bubarkan Perhutani...!!!
Panjang umur perjuangan massa...!!!
0 komentar:
Posting Komentar