Jasad Salim Kancil saat ditemukan tewas oleh warga
Kaum tani sebagai mayoritas
rakyat Indonesia, masih mengalami berbagai persoalan yang mengakar. Persoalan
ini diakibatkan karena tidak terlaksananya reforma agraria sejati di Indonesia.
Walapun Jokowi-JK berjanji akan merealisasikan program reforma agraria, Namun kaum
tani menganggap bahwa reforma agraria Jokowi adalah palsu, yang tidak akan
menyelesaikan persoalan agraria di Indonesia. Karena nyatanya Jokowi-JK akan
senantiasa mempertahankan bentuk monopoli dan perampasan tanah di Indonesia
oleh perkebunan dan pertambangan oleh tuan-tuan tanah dan borjuasi besar
komprador yang diorientasikan untuk kepentingan imperialisme (asing). Ini pula
yang menunjukkan bahwa peningkatan komoditas kelapa sawit, karet, kayu, tidak
mempunyai arti apa-apa bagi pertumbuhan ekonomi rill bagi rakyat Indonesia.
Sementara perkebunan dan
pertambangan yang semakin meluas di Indonesia, malah semakin meningkatkan kekerasan terhadap kaum tani di
Indonesia. Keadaan ini akan tetap terjadi, yang sebenarnya telah dimulai semenjak
pembantaian terhadap kaum tani dan rakyat oleh pemerintahan fasis Soeharto
untuk membangun perkebunan dan pertambangan skala besar di Indonesia. Saat ini, berdasarkan data kekerasan
yang dialami kaum tani yang berhasil dihimpun AGRA semasa Jokowi ini,
setidaknya telah menangkap 89 kaum tani, 52 kaum tani mengalami kriminalisasi,
mengalami kekerasan fisik 25 orang dan 4 orang petani mati dibunuh. Terakhir
adalah kematian 1 orang kaum tani bernama Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur
beserta 1 orang temannya yang sedang kritis.
Sosok Salim Kancil semasa hidupnya
Sebelumnya Salim kancil bersama
kaum tani lainnya secara masif melakukan kampanye penolakan pertambangan di
desanya. Mereka menganggap bahwa pertambangan tersebut akan merusak lingkungan
serta mengancam terampasnya tanah kaum tani. Namun salim kancil harus dibunuh
(26/09) secara mengenaskan oleh sejumlah preman suruhan pertambangan.
Berdasarkan paparan istrinya, Salim Kancil dijemput dari rumahnya secara paksa
yang disertai pemukulan, pembacokan yang dilakukan sejumlah preman. Kemudian
Salim kancil yang di bawah ke balai desa, terus mengalami kekerasaan. Di balai
desa Salim disetrum secara kejam, yang pada akhirnya Salim Kancil harus
menghembuskan nafas terakhir. Melihat kondisi kekejaman atas kekerasan
tersebut, sangat erat kaitannya menjadi dampak konflik agraria di Indonesia
yang masih belum terselesaikan. Bahkan dengan masuknya TNI ke desa, menjadi
pemicu berkembang biaknya preman-preman atau organisasi paramiliter yang akan
digunakan perkebunan-perkebunan serta pertambangan untuk memukul gerakan kaum
tani yang berjuang atas reforma agraria sejati.
Ekspresi keluarga Salim saat menemukan jenazahnya
Oleh karena itu, kami dari
Pimpinan Pusat FRONT MAHASISWA NASIONAL dalam menyikapi Pembunuhan kaum tani
bernama Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur, menyatakan Sikap; Tangkap dan adili pemilik pertambangan maupun
Pembunuh salim Kancil serta temannya yang masih kritis. Kami juga menyatakan
bahwa Pengaruh TNI masuk Desa, hanya akan semakin mendorong terjadinya peningkatan
kekerasan terhadap kaum tani. Maka, Kami menolak TNI masuk ke desa.
Demikian pernyataan sikap PP FMN
yang kami sampaikan. Kami sepenuhnya mendukung kaum tani melawan kekerasaan
Rejim Jokowi-JK, serta ambil bagian aktif dalam perjuangan kaum tani mewujudkan
reforma agraria sejati . Jayalah
Perjuangan Kaum Tani!
29, September 2015
Hormat kami,
PIMPINAN PUSAT
FRONT MAHASISWA NASIONAL
Rachmad P
Panjaitan
Ketua
0 komentar:
Posting Komentar