'

FMN Ranting UNSIQ Wonosobo

Wujudkan Pendidikan Yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Kepada Rakyat.

SBR (Sanggar Belajar Rakyat) Dusun Jambusari, Kertek

Tulus Mengabdikan Ilmu Untuk Rakyat

FMN Ranting UNSIQ Melawan Komersialisasi Wisuda

Sejak Tahun 2009 Sampai Sekarang, FMN Ranting UNSIQ Terus Konsisten Melawan Kebijakan Komersialisasi Wisuda di Kampus UNSIQ

FMN Ranting UNSIQ Menolak Komersialisasi dan Pungli Wisuda

Komersialisasi Wisuda Patut Dilawan Karena Merugikan Mahasiswa

FMN Ranting UNSIQ Menuntut Transparansi Anggaran Kampus

Kampanye Massa FMN Ranting UNSIQ Menuntut Transparansi Anggaran dan Demokratisasi Kampus UNSIQ

Selasa, 29 September 2015

Pernyataan Sikap PP FMN Kematian Salim Kancil, Menjadi Cerminan Meningkatnya Kekerasaan yang Dialami Kaum Tani di bawah Rejim Jokowi-JK



Jasad Salim Kancil saat ditemukan tewas oleh warga
Kaum tani sebagai mayoritas rakyat Indonesia, masih mengalami berbagai persoalan yang mengakar. Persoalan ini diakibatkan karena tidak terlaksananya reforma agraria sejati di Indonesia. Walapun Jokowi-JK berjanji akan merealisasikan program reforma agraria, Namun kaum tani menganggap bahwa reforma agraria Jokowi adalah palsu, yang tidak akan menyelesaikan persoalan agraria di Indonesia. Karena nyatanya Jokowi-JK akan senantiasa mempertahankan bentuk monopoli dan perampasan tanah di Indonesia oleh perkebunan dan pertambangan oleh tuan-tuan tanah dan borjuasi besar komprador yang diorientasikan untuk kepentingan imperialisme (asing). Ini pula yang menunjukkan bahwa peningkatan komoditas kelapa sawit, karet, kayu, tidak mempunyai arti apa-apa bagi pertumbuhan ekonomi rill bagi rakyat Indonesia.
Sementara perkebunan dan pertambangan yang semakin meluas di Indonesia, malah semakin meningkatkan kekerasan terhadap kaum tani di Indonesia. Keadaan ini akan tetap terjadi, yang sebenarnya telah dimulai semenjak pembantaian terhadap kaum tani dan rakyat oleh pemerintahan fasis Soeharto untuk membangun perkebunan dan pertambangan skala besar  di Indonesia. Saat ini, berdasarkan data kekerasan yang dialami kaum tani yang berhasil dihimpun AGRA semasa Jokowi ini, setidaknya telah menangkap 89 kaum tani, 52 kaum tani mengalami kriminalisasi, mengalami kekerasan fisik 25 orang dan 4 orang petani mati dibunuh. Terakhir adalah kematian 1 orang kaum tani bernama Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur beserta 1 orang temannya yang sedang kritis.
 Sosok Salim Kancil semasa hidupnya


Sebelumnya Salim kancil bersama kaum tani lainnya secara masif melakukan kampanye penolakan pertambangan di desanya. Mereka menganggap bahwa pertambangan tersebut akan merusak lingkungan serta mengancam terampasnya tanah kaum tani. Namun salim kancil harus dibunuh (26/09) secara mengenaskan oleh sejumlah preman suruhan pertambangan. Berdasarkan paparan istrinya, Salim Kancil dijemput dari rumahnya secara paksa yang disertai pemukulan, pembacokan yang dilakukan sejumlah preman. Kemudian Salim kancil yang di bawah ke balai desa, terus mengalami kekerasaan. Di balai desa Salim disetrum secara kejam, yang pada akhirnya Salim Kancil harus menghembuskan nafas terakhir. Melihat kondisi kekejaman atas kekerasan tersebut, sangat erat kaitannya menjadi dampak konflik agraria di Indonesia yang masih belum terselesaikan. Bahkan dengan masuknya TNI ke desa, menjadi pemicu berkembang biaknya preman-preman atau organisasi paramiliter yang akan digunakan perkebunan-perkebunan serta pertambangan untuk memukul gerakan kaum tani yang berjuang atas reforma agraria sejati.
 Ekspresi keluarga Salim saat menemukan jenazahnya
Oleh karena itu, kami dari Pimpinan Pusat FRONT MAHASISWA NASIONAL dalam menyikapi Pembunuhan kaum tani bernama Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur, menyatakan Sikap; Tangkap dan adili pemilik pertambangan maupun Pembunuh salim Kancil serta temannya yang masih kritis. Kami juga menyatakan bahwa Pengaruh TNI masuk Desa, hanya akan semakin mendorong terjadinya peningkatan kekerasan terhadap kaum tani. Maka, Kami menolak TNI masuk ke desa.
Demikian pernyataan sikap PP FMN yang kami sampaikan. Kami sepenuhnya mendukung kaum tani melawan kekerasaan Rejim Jokowi-JK, serta ambil bagian aktif dalam perjuangan kaum tani mewujudkan reforma agraria sejati . Jayalah Perjuangan Kaum Tani!
29, September 2015
Hormat kami,
PIMPINAN PUSAT
FRONT MAHASISWA NASIONAL
Rachmad P Panjaitan
Ketua

Senin, 31 Agustus 2015

FMN Ranting UNSIQ Mendukung Perjuangan Kaum Tani Purwojiwo Menolak Penebangan Habis Oleh Perhutani

Perhutani yang merupakan tuan tanah negara dan musuh kaum tani no 1 se – Jawa Madura kembali melakukan teror terhadap kaum tani di wonosobo. Kali ini Perhutani berencana melakukan tebang habis hutan seluas 2,5 hektar di dusun Purwojiwo, desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Wonosobo. 2,5 hektar hutan yang akan ditebang habis tersebut termasuk kedalam 7 hektar luas lahan yang dikelola oleh kaum tani yang terorganisir dalam AGRA Ranting Banyumudal, Cabang Wonosobo. Tentu saja penebangan ini di tolak oleh kaum tani di Wonosobo.

Release dari AGRA Wonosobo menyebutkan “Senin pagi (24/8), Kepala RPH Sapuran dan Mandor disertai orang-orang tidak dikenal yang dikomando oleh Kepala Desa Ropoh mencoba melakukan penebangan. Kaum Tani yang tergabung dalam organisasi AGRA ranting Banyumudal dan pemuda AGRA desa Rimpak berkumpul di lima titik yang berada di jalan masuk hutan. Tepat setelah ba'da Dzuhur, kaum Tani yang terorganisir mengepung pihak Perhutani yang sudah menebang kayu. Pengepungan tersebut membuat penebangan berhenti. Kepala RPH Perhutani yang akan mencoba melarikan diri mengurungkan maksudnya karena jalan keluar dihadang oleh massa kaum Tani dengan kayu yang dibakar.” 

AGRA Wonosobo menegaskan bahwa “penolakan penebangan dikarenakan penebangan ini bisa merusak lingkungan yang dapat menyebabkan banjir, erosi, dan longsor saat musim hujan. Selain itu, ada juga MoU antara pemerintah Korea Selatan dan Perhutani terkait penanaman kayu gamal sebagai bahan baku energi dengan permintaan 1 juta ton per tahun dalam jangka waktu 5 tahun. Kayu-kayu tersebut dalam pengelolaannya diserahkan kepada borjuasi komprador (CV. Mekar Abadi).”

Menyikapi hal tersebut, pada hari senin (31/8) FMN Ranting UNSIQ men deploy 3 anggotanya untuk melakukan investigasi kondisi terkini kaum tani di purwojiwo dan merespon informasi akan adanya lanjutan penebangan pada hari tersebut. Dari hasil investigasi yang FMN himpun, ternyata skema perhutani terkait penebangan habis dan rencana penanaman kayu gamal bukan hanya akan dilakukan di Purwojiwo saja tetapi akan dilakukan di 200 desa (yang berbatasan atau di dalam hutan) di kabupaten Wonosobo. Dalam hal ini FMN Ranting UNSIQ dengan tegas menolak penebangan yang dilakukan oleh perhutani dan mendukung perjuangan kaum tani Purwojiwo. Selain itu FMN Ranting UNSIQ juga sudah membentuk tim reaksi cepat untuk terlibat aktif dalam perjuangan kaum tani Purwojiwo menolak penebangan oleh perhutani mengingat ada nya informasi bahwa perhutani masih akan melanjutkan penebangan di Purwojiwo.

Hidup kaum tani...!!!
Perhutani, musuh no 1 kaum tani di Jawa dan Madura...!!!
Bubarkan Perhutani...!!!
Panjang umur perjuangan massa...!!!
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com