'

FMN Ranting UNSIQ Wonosobo

Wujudkan Pendidikan Yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Kepada Rakyat.

SBR (Sanggar Belajar Rakyat) Dusun Jambusari, Kertek

Tulus Mengabdikan Ilmu Untuk Rakyat

FMN Ranting UNSIQ Melawan Komersialisasi Wisuda

Sejak Tahun 2009 Sampai Sekarang, FMN Ranting UNSIQ Terus Konsisten Melawan Kebijakan Komersialisasi Wisuda di Kampus UNSIQ

FMN Ranting UNSIQ Menolak Komersialisasi dan Pungli Wisuda

Komersialisasi Wisuda Patut Dilawan Karena Merugikan Mahasiswa

FMN Ranting UNSIQ Menuntut Transparansi Anggaran Kampus

Kampanye Massa FMN Ranting UNSIQ Menuntut Transparansi Anggaran dan Demokratisasi Kampus UNSIQ

Selasa, 23 Juni 2015

Sanggar Belajar Rakyat (SBR) FMN Ranting UNSIQ

SBR (Sanggar Belajar Rakyat) adalah Sanggar Belajar yang didirikan oleh FMN Ranting UNSIQ sebagai wujud nyata Pelayanan Rakyat FMN Ranting UNSIQ. Secara umum tujuan SBR adalah mentransfer ilmu-ilmu yang berguna untuk kemajuan kebudayaan rakyat dengan mengambil bentuk kursus, pelatian dan les. Selain itu SBR mempunyai tujuan mendekatkan mahasiswa kepada rakyat sehingga ilmu yang didapatkan oleh kawan-kawan mahasiswa UNSIQ bisa bermanfaat untuk rakyat, khususnya rakyat Wonosobo.

Kursus Komputer "Gratis" di dusun ringkug
Berbicara sejarah SBR tidak bisa dilepaskan dari kegiatan “Pelayanan Rakyat” Kursus Komputer  “Gratis” FMN Ranting UNSIQ di desa pinggiran hutan tepatnya di dusun Ringkug dan Purwojiwo, kecamatan Sapuran. Disana FMN Ranting UNSIQ memberikan kursus microsoft office seminggu sekali kepada pemuda-pemudi dusun tersebut. Kegiatan ini dilandasi oleh keprihatinan FMN Ranting UNSIQ atas kondisi pendidikan di dua dusun tersebut.  Dimana di dua dusun tersebut mayoritas pemuda nya hanya lulusan SMP bahkan ada beberapa pemuda yang teridentifikasi buta huruf. Antusiasme dari pemuda di dua dusun tersebut relatif bagus dimana peserta pelatihan di dusun ringkug ada sekitar 17 pemuda, sementara di dusun Purwojiwo ada sekitar 10 pemuda. Pada agenda Pelayanan Rakyat ini total ada 23 relawan mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ini (17 relawan mahasiswa di dusun ringkug dan 6 relawan di dusun Purwojiwo) dalam kurun waktu April – Juni 2013. Kegiatan inilah yang kemudian menjadi Embrio SBR (Sanggar Belajar Rakyat).

SBR Jambusari 2014
Bertepatan pada tanggal 23 Maret 2014, berdirilah SBR (Sanggar Belajar Rakyat) sebagai organisasi independent yang di inisiasi oleh beberapa mantan relawan “Pelayanan Rakyat” FMN Ranting UNSIQ tahun 2013. Pada tahun 2014 ini, SBR berhasil didirikan di 3 tempat yaitu di Jambusari (Kertek), kemiri (Mojotengah) dan Wonobungkah. Di SBR Jambusari diadakan kursus Microsoft Word dan mengetik 10 jari untuk peserta SD sedangkan untuk peserta SMP diadakan pelatihan Microsoft Office. Selain itu juga diadakan les mata pelajaran untuk peserta SD. Untuk SBR Kemiri fokus pada kursus mengetik 10 jari. Sedangkan SBR Wonobungkah memberikan pengetahuan dasar komputer. Pada kurun waktu 23 Maret – 6 Juni ini, tercatat peserta didik di SBR Jambusari ada 23 anak, SBR Kemiri 5 anak dan SBR Wonobungkah ada 4 anak. Selain itu, tercatat ada 7 relawan mahasiswa yang terlibat aktif dalam setiap kegiatan mingguan antara kurun waktu tersebut. Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada, kerja keras para relawan telah berhasil mengadakan 11 kali kursus di SBR Jambusari, 3 kali kursus di SBR Kemiri dan 1 kali pelatihan di SBR Wonobungkah.

SBR Jambusari 2015
Setelah cukup lama vakum akhirnya pada 5 April 2015, SBR berhasil di dirikan kembali di Jambusari. Materi yang diajarkan yaitu mengetik 10 jari. SBR kini merupakan bagian dari FMN Ranting UNSIQ (Departemen Pelayanan Rakyat). Pada tahun 2015 ini tercatat 8 relawan mahasiswa terlibat aktif dalam setiap minggu nya selama 5 April – 5 Juli 2015 atau selama 13 kali pertemuan. Total ada 24 peserta didik yang ikut serta dalam kegiatan Sanggar selama kurun waktu tersebut. Ini merupakan bukti nyata upaya tak kenal lelah FMN Ranting UNSIQ untuk terus mengabdi dan melayani rakyat khususnya rakyat Wonosobo yang selaras dengan tujuan FMN untuk mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat. Akhirnya kami mengapresiasi semua pihak yang mendukung kegiatan Pelayanan Rakyat mingguan FMN Ranting UNSIQ terutama para relawan mahasiswa yang dengan semangat militan terus ber praktek menjawab problem-problem pendidikan yang ada di wonosobo. Let’s Serve The People Guys.



Senin, 22 Juni 2015

Sejarah Perjuangan Mahasiswa UNSIQ Melawan Komersialisasi Wisuda (2009 – 2012)




Isu komersialisasi wisuda muncul pertama kali tahun 2009 dan kembali hangat  tahun 2011 dan tahun 2012. Isu ini dimulai lewat kebijakan kenaikan biaya wisuda pada tahun 2008 dan 2009 tanpa adanya transaparansi. Data yang berhasil kami himpun menyebutkan bahwa kenaikan biaya wisuda yang terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 350.000,- (dari Rp 500.000,- di tahun 2007 menjadi Rp 850.000,- di tahun 2008), kemudian naik sebesar  50.000,- di tahun 2009 menjadi Rp 900.000,-. Kenaikan biaya wisuda tanpa transparansi inilah yang menginisiasi gerakan kritis dan militan mahasiswa yang mewadah dalam bentuk aliansi mahasiswa ”Tolak Komersialisasi Wisuda” terdiri dari FMN, HMI, FPPI dan massa mahasiswa.  Pada  tanggal 7 - 15 Oktober 2009 aliansi mahasiswa “Tolak Komersialisasi Wisuda” mengadakan berbagai bentuk aksi, mulai dari aksi hearing (dengar pendapat), penggalangan petisi, aksi demonstrasi sampai menduduki gedung rektorat dalam rangka mendapatkan transparansi kebijakan kenaikan biaya wisuda. Akhirnya melalui perjuangan yang militan dan konsisten, aliansi mahasiswa “Tolak Komersialisasi Wisuda” berhasil mendapatkan transparansi detail biaya wisuda seperti dalam tabel di bawah ini.

No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1.
Infaq wajib pengembangan kelembagaan
Rp 300.000,-
2.
Biaya prosesi wisuda         
Rp 500.000,-
3.
Iuran alumni
Rp   25.000,-
4.
Pelepasan wisudawan/wati di fakultas
Rp   75.000,-
TOTAL PENGELUARAN
Rp 900.000,-
Tabel Rincian Biaya Wisuda Tahun 2009

Tabel diatas jelas membuktikan bahwa telah terjadi komersialisasi pada kebijakan kenaikan biaya wisuda ini. Tindakan komersialisasi dari kampus ini dapat kita kategorikan sebagai “pungli” karena memasukkan biaya lain ke dalam biaya asli wisuda (Biaya prosesi wisuda) seperti biaya infaq wajib pengembangan kelembagaan, biaya iuran alumni dan biaya pelepasan wisudawan/wati di fakultas. Dari tabel diatas secara tegas FMN Ranting UNSIQ memandang bahwa biaya yang seharusnya dibayarkan oleh calon wisudawan/wati hanyalah Rp 500.000,-. Ini berarti bahwa kenaikan biaya wisuda tidaklah pada tempatnya karena terungkap bahwa tidak terjadi kenaikan pada komponen biaya prosesi wisuda.

No
Jenis Kebutuhan
No
Detail Kebutuhan
1.
Kolektif
1.
Sewa adipura          
2.
Tenda            
3.
Spanduk bentang   
4.
Backdrop      
5.
Sound System         
6.
Perijinan kepolisian
7.
Keamanan
8.
Sewa kamar Hotel untuk tamu
9.
Jenset           
10.
Transport Jenset+ sound
11.
Spanduk depan      
No
Jenis Kebutuhan
No
Detail Kebutuhan
1.
Individu
1.
Toga
2.
Makan
3.
Snack
4.
Kursi
5.
Vendel
6.
Kalender
7.
Map Wisuda
8.
Buku Kenangan
9.
Dll


Tabel kebutuhan kolektif dan Individu
Tabel diatas memberi sedikit gambaran kebutuhan untuk prosesi wisuda yang selama bertahun-tahun sampai tahun 2007 terpenuhi dengan biaya wisuda sebesar Rp 500.000,-
Tahun 2011 FMN Ranting UNSIQ kembali menginisiasi gerakan mengkritisi kenaikan biaya wisuda dengan kampanye massa bertajuk “Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Biaya Wisuda” yang disingkat GERTAKWIS. Ini didasari oleh kembali di naikkan nya biaya wisuda pada tahun 2010 sebesar Rp 50.000,- menjadi Rp 950.000,-. Padahal dapat dipastikan bahwa biaya prosesi wisuda sebenarnya tidak berubah, masih pada kisaran angka Rp 500.000,- saja. Ini terbukti setelah diadakannya audiensi dengan rektorat pada desember 2012 yang melibatkan seluruh organisasi intra maupun ekstra kampus.

No
Jenis Pengeluaran
Biaya
Prosentase
1.
Operasional wisuda
Rp 475.000,-
50%
2.
Infaq pengembangan
Rp 285.000,-
30%
3.
Syukuran fakultas
Rp   95.000,-
10%
4.
Syukuran universitas
Rp   95.000,-
10%
TOTAL PENGELUARAN
Rp 950.000,-

Tabel detail biaya wisuda tahun 2012

Dari tabel di atas kembali membuktikan bahwa biaya operasional wisuda masih pada kisaran Rp 500.000,- atau jika secara prosentase hanya 50% dari total biaya wisuda yang dibayarkan calon wisudawan/wati pada tahun 2012 yaitu Rp 950.000,-. Berikut tabel perbandingan biaya wisuda dengan kampus-kampus lain yang ada di Indonesia.

No
Kampus
Biaya Wisuda
1.
USU (Sumatra Utara)
Rp 300.000,-
2.
UNES (Semarang)
Rp 600.000,-
3.
UNTAD (Palu)
Rp 650.000,-
4.
UMY (Yogyakarta)
Rp 500.000,-
5.
UIN SUKA (Yogyakarta)
Rp 500.000,-
6.
UNSIQ (Wonosobo)
Rp 950.000,-
Tabel biaya wisuda tahun 2012

Dari paparan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kenaikan biaya wisuda tidaklah disebabkan oleh kenaikan kebutuhan untuk operasional wisuda melainkan karena dimasukkannya biaya lain ke dalam biaya wisuda. Analisis yang mengkategorikan kebijakan kenaikan biaya wisuda ini sebagai bentuk komersialisasi dan pungli sudahlah tepat. Garis perjuangan anti-komersialisasi wisuda yang di jalankan selama 3 tahun (2009 – 2012) juga sudah tepat. Tugas kita sekarang adalah melanjutkan perjuangan anti-komersialisasi wisuda dengan tuntutan tegas yaitu “Turunkan Biaya Wisuda Menjadi Rp 500.000,-“.

Hidup Mahasiswa...!!!!
Tolak Komersialisasi Dan Pungli Wisuda...!!!!
Realisasikan Biaya Wisuda Rp 500.000,-....!!!!
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com